Kriptopedia — Ripple resmi mengumumkan rebranding besar-besaran dalam upaya memperkuat posisinya di industri keuangan global. Perusahaan penerbit XRP ini kini mengusung identitas baru yang selaras dengan konsep Internet of Value, serta menyesuaikan diri dengan lanskap regulasi yang terus berkembang di Amerika Serikat.
Langkah strategis ini mencakup perubahan pada produk, situs web, serta kehadiran Ripple di media sosial. Transformasi ini menandai babak baru bagi perusahaan dalam memperluas adopsi blockchain untuk transaksi lintas batas.
Fokus Baru Ripple: Cross-Border Payments dan Stablecoin
Pada 14 Februari, Ripple mengumumkan rebrand melalui unggahan di platform X. Dalam pernyataannya, perusahaan menegaskan komitmennya terhadap inovasi finansial global dan memperkuat perannya dalam ekosistem pembayaran digital.
“Kami tengah membangun fase berikutnya dengan visi yang tetap sama—mewujudkan Internet of Value dan mentransformasi cara nilai berpindah di seluruh dunia,” tulis Ripple dalam pengumuman resminya.
Salah satu aspek utama dari rebranding ini adalah penyederhanaan layanan perusahaan. Berdasarkan informasi di situs webnya, Ripple kini berfokus pada tiga pilar utama: Cross-Border Payments, kustodian aset digital, dan stablecoin. Langkah ini diambil untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang serta menyesuaikan diri dengan tren teknologi keuangan terkini.
Dengan jaringan pembayaran berbasis XRP Ledger, Ripple mempermudah transaksi lintas negara dengan dukungan berbagai aset fiat maupun kripto. Baru-baru ini, perusahaan memperkuat infrastruktur pembayarannya dengan menggandeng Unicâmbio, penyedia layanan penukaran mata uang asal Portugal. Kemitraan ini memungkinkan pengiriman uang instan antara Portugal dan Brasil menggunakan solusi berbasis blockchain.
Ekspansi ke Kustodian Aset Digital dan Stablecoin
Selain memperkuat jaringan pembayaran lintas batas, Ripple juga semakin serius dalam bisnis kustodian aset digital. Setelah mengakuisisi Standard Custody tahun lalu, perusahaan kini menyediakan layanan penyimpanan aset yang aman bagi bank dan perusahaan fintech. Menurut Ripple, pasar kustodian aset digital memiliki potensi pertumbuhan besar, dengan estimasi nilai mencapai $20 triliun, seiring meningkatnya minat institusional terhadap aset digital.
Tidak hanya itu, Ripple juga semakin fokus pada stablecoin. Perusahaan meluncurkan Ripple USD (RLUSD) pada Desember 2024, yang kini telah mencapai kapitalisasi pasar sekitar $108,6 juta. Berdasarkan data dari CCData, RLUSD mencatat volume perdagangan lebih dari $3 triliun dalam waktu satu bulan sejak peluncurannya.
Namun, ada satu perubahan menarik dalam rebranding ini. Ripple tampaknya mulai mengurangi keterlibatannya dalam proyek Central Bank Digital Currency (CBDC). Seorang pendukung XRP dengan nama pengguna WrathofKahneman mencatat bahwa referensi mengenai CBDC telah dihapus dari situs web Ripple. Sebelumnya, perusahaan aktif dalam uji coba CBDC di Palau dan bahkan meluncurkan platform khusus CBDC pada 2023. Penghapusan ini memunculkan spekulasi bahwa Ripple kini lebih memprioritaskan stablecoin dibandingkan proyek mata uang digital bank sentral.
Langkah Strategis di Tengah Persaingan Ketat
Rebranding ini menunjukkan ambisi besar Ripple dalam memperluas jangkauan dan relevansinya di industri keuangan digital. Dengan memusatkan perhatian pada Cross-Border Payments, kustodian aset digital, dan stablecoin, perusahaan berupaya memenuhi kebutuhan pasar global yang semakin berkembang.
Namun, langkah ini juga menghadirkan tantangan. Regulasi di berbagai negara, persaingan ketat dengan penyedia solusi pembayaran lain, serta volatilitas pasar aset digital menjadi faktor yang perlu diperhatikan Ripple dalam menjalankan strategi barunya.
Apakah rebranding ini akan membawa Ripple menuju kesuksesan yang lebih besar? Hanya waktu yang akan menjawab. Yang pasti, Ripple kini berada di jalur baru yang berpotensi mengubah lanskap keuangan digital global.