Dalam sebuah episode podcast di kanal YouTube Kasisolusi, nama Andrew Susanto mencuat setelah menyatakan bahwa Bitcoin adalah zero sum game—permainan dengan hasil tetap, di mana keuntungan satu pihak selalu berasal dari kerugian pihak lain. Pandangan ini sontak menimbulkan perdebatan, terutama di kalangan pelaku industri kripto Indonesia.
Pernyataan Andrew, meski terkesan logis di permukaan, memantik reaksi keras karena dianggap menyederhanakan fungsi dan peran Bitcoin sebagai inovasi teknologi finansial. Beberapa tokoh kunci industri pun angkat bicara, tidak hanya membantah pernyataan tersebut, tetapi juga menyuguhkan argumen substansial yang memperlihatkan kesalahan mendasar dalam cara berpikir semacam itu.
Gabriel Rey: Bitcoin Bukan Zero Sum Game
Salah satu tanggapan paling kuat datang dari Gabriel Rey, CEO Triv, salah satu platform perdagangan aset digital terkemuka di Indonesia. Dalam pernyataan publiknya di media sosial, Rey mengatakan:
“Bitcoin is not zero sum game. Anyone who says that doesn’t understand Bitcoin fundamentally.”
Lebih lanjut, Rey menyatakan bahwa ia tidak tertarik untuk meladeni perdebatan kecuali lawan bicaranya memiliki kekuatan mempengaruhi pasar, seperti Michael Saylor atau korporasi besar seperti Metaplanet. Pernyataan ini menegaskan bahwa narasi seperti yang dilontarkan Andrew bukan hanya keliru, tetapi juga tidak relevan secara praktis dalam diskusi serius mengenai Bitcoin sebagai sistem keuangan baru.
Rey mengingatkan bahwa Bitcoin bukan instrumen spekulatif semata, melainkan protokol terbuka yang menawarkan transparansi, desentralisasi, dan jaminan pasokan terbatas—karakteristik yang bertolak belakang dengan sifat sistem fiat yang dikendalikan otoritas moneter pusat.
Angga Andinata: Justru Fiat yang Zero Sum Game
Pandangan senada juga diungkapkan oleh praktisi kripto Indonesia, Angga Andinata, yang justru membalik narasi Andrew. Dalam cuitannya, Angga menjelaskan:
“Saya beli Bitcoin karena fiat adalah zero-sum game. Karena fiat dicetak terus, yang pegang aset makin kaya. Yang pegang cash makin miskin.Bitcoin is not zero sum game. Fiat is.”
Menurut Angga, dalam sistem fiat, bank sentral dapat mencetak uang tanpa batas, menciptakan inflasi yang memperkaya pemilik aset dan merugikan masyarakat yang memegang uang tunai. Inilah bentuk nyata dari zero sum game dalam sistem moneter tradisional, di mana redistribusi nilai dilakukan secara terselubung melalui inflasi.
Bitcoin hadir sebagai antitesis terhadap praktik tersebut. Dengan suplai terbatas sebesar 21 juta koin dan konsensus desentralistik yang transparan, Bitcoin tidak bisa dimanipulasi seperti mata uang fiat. Setiap transaksi dapat diverifikasi, dan setiap unit memiliki nilai intrinsik berdasarkan mekanisme pasar bebas.
Meluruskan Makna “Zero Sum Game” dalam Konteks Bitcoin
Penting untuk memahami bahwa dalam ilmu ekonomi, istilah zero sum game berarti situasi di mana satu pihak hanya bisa untung jika pihak lain rugi. Ini lazim terjadi di pasar derivatif seperti CFD atau futures tanpa underlying asset.
Tapi Bitcoin, sebagai aset digital berbasis teknologi, bukan hanya tentang jual beli. Nilainya tidak diambil dari kerugian orang lain, melainkan berasal dari permintaan pasar, keterbatasan suplai, serta kepercayaan terhadap sistem yang terdesentralisasi dan terbuka.
Bitcoin juga menciptakan nilai bagi pengguna unbanked dan underbanked di banyak negara berkembang—sebuah aspek yang tidak mungkin terjadi dalam sistem zero sum.
Opini Penulis: Bitcoin, Bukan Sekadar Aset, Tapi Revolusi Sistem
Pernyataan bahwa Bitcoin adalah zero sum game kerap muncul dari sudut pandang sempit: yakni melihat Bitcoin hanya sebagai objek spekulasi harga. Jika dipahami hanya dalam kerangka trading jangka pendek, memang terlihat bahwa seseorang bisa untung jika orang lain rugi—sebuah dinamika khas zero sum game.
Namun, hal ini tidak mencerminkan esensi Bitcoin secara menyeluruh.
Bitcoin bukan sekadar arena jual-beli, melainkan infrastruktur keuangan terbuka yang menciptakan nilai baru melalui teknologi blockchain, desentralisasi, transparansi, dan jaminan suplai terbatas. Nilai yang tercipta tidak berasal dari kerugian pihak lain, melainkan dari pertumbuhan jaringan, kepercayaan pengguna, serta potensi sistemik dalam memperluas akses ke sistem ekonomi global.
Jadi jika dilihat secara utuh: Bitcoin bukan zero sum game secara fundamental. Tapi bisa tampak demikian jika hanya dilihat dari sisi spekulasi harga.