Kriptopedia — Harga Bitcoin turun di bawah $100.000 pada hari ini, Minggu (22/6) malam, menandai level terendah sejak Mei. Kejatuhan harga tersebut terjadi di tengah spekulasi bahwa Iran berencana menutup Selat Hormuz, jalur vital yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Oman dan Laut Arab. Selat ini menjadi jalur perdagangan sekitar 20% minyak dunia.
Kabar tentang kemungkinan penutupan Selat Hormuz oleh Iran sontak membuat pasar global waspada. Para analis memperkirakan, jika jalur ini benar-benar diblokir, harga minyak bisa melonjak tajam pada awal pekan.
“Setelah serangan AS ke Iran tadi malam, lebih dari 50 kapal tanker minyak besar buru-buru meninggalkan Selat Hormuz. Pasar memang sedang tutup, tapi pasokan langsung turun dan diprediksi akan mendorong harga minyak ke level lebih tinggi. JP Morgan bahkan menyebut ini skenario terburuk dalam konflik Israel-Iran,” tulis The Kobeissi Letter di platform X.
Menurut prediksi JPMorgan, harga minyak berpotensi terbang hingga $120-$130 per barel jika situasi kian memanas. Lonjakan drastis ini bisa mengerek inflasi AS hingga 5%, level tertinggi sejak Maret 2023, ketika The Fed tengah gencar menaikkan suku bunga.
Tekanan di pasar kripto bukan hanya dirasakan Bitcoin. Altcoin utama seperti XRP, SOL, dan ETH ikut terpuruk. XRP yang berfokus pada sistem pembayaran anjlok 6% ke $1,935, posisi terendah sejak 10 April. Ethereum (ETH) juga jatuh ke titik yang belum pernah terjadi sejak awal Mei.
Situasi geopolitik yang panas serta volatilitas pasar membuat investor kini semakin berhati-hati, baik di sektor kripto maupun minyak dunia.
Selalu update dunia Cryptocurrency dan Blockchain bersama Kriptopedia – ikuti kami di Google News sekarang!
