Open interest pada kontrak berjangka Bitcoin mengalami lonjakan signifikan, mencapai kenaikan tertinggi dalam empat bulan terakhir. Momentum ini terjadi bersamaan dengan harga Bitcoin yang semakin mendekati angka $110.000, menarik perhatian para trader dan investor di pasar kripto global.

Image

Kenaikan open interest yang hampir mencapai 10% ini menunjukkan optimisme yang kuat di kalangan pelaku pasar, terutama di bursa offshore yang menyediakan kontrak berjangka perpetual. Data terbaru mengungkapkan bagaimana dinamika ini berkorelasi dengan kondisi ekonomi dan perkembangan terbaru di dunia aset digital.

Lonjakan Open Interest di Bursa Offshore

Berdasarkan data dari Velo, open interest pada kontrak berjangka perpetual Bitcoin yang diperdagangkan di bursa offshore meningkat menjadi $26,91 miliar dalam satu hari, mencatatkan kenaikan harian terbesar sejak 2 Maret. Bursa seperti Binance, Bybit, OKX, Deribit, dan Hyperliquid menjadi pusat aktivitas perdagangan ini, dengan kontrak yang didenominasikan dalam USD dan USDT.

Open interest sendiri merujuk pada jumlah kontrak aktif yang belum ditutup atau diselesaikan, biasanya dihitung berdasarkan nilai total dalam dolar AS. Kenaikan open interest bersamaan dengan kenaikan harga Bitcoin biasanya mengindikasikan tren bullish yang kuat dan berkelanjutan.

Harga Bitcoin melonjak lebih dari 3% ke level $109.514,89, didukung oleh beberapa faktor penting. Laporan pekerjaan ADP AS yang mengecewakan memperkuat spekulasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve. Selain itu, kesepakatan dagang antara Trump dan Vietnam serta peluncuran ETF baru REX-Osprey Solana + Staking (SSK) turut mengerek sentimen positif di pasar.

Iklan

Perubahan Tingkat Pendanaan dan Likuidasi Besar

Tingkat pendanaan (funding rates) untuk kontrak perpetual Bitcoin dan Ethereum juga naik dari sekitar 5% secara tahunan menjadi lebih dari 7%, menandakan peningkatan permintaan untuk posisi bullish dengan leverage. Sementara itu, DOGE dan ADA mencatat tingkat pendanaan yang lebih tinggi, melewati angka 10%.

Lonjakan harga Bitcoin ini menyebabkan likuidasi besar-besaran senilai total $300 juta akibat penutupan paksa posisi berjangka dengan margin yang tidak mencukupi. Sebagian besar likuidasi terjadi pada posisi short bearish, menurut data dari Coinglass. Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 107.604 trader mengalami likuidasi, dengan pesanan tunggal terbesar mencapai lebih dari $2,32 juta di platform Hyperliquid.