Kriptopedia — Pemerintah Norwegia tengah merancang larangan sementara bagi pembangunan pusat data baru yang berfokus pada penambangan mata uang kripto dengan konsumsi energi tinggi. Kebijakan ini bertujuan menghemat pasokan listrik nasional agar dapat lebih dimanfaatkan untuk industri lain yang dinilai lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Langkah ini diumumkan pada April 2025, dengan Digitalization Minister Karianne Tung dan Energy Minister Terje Aasland menyatakan bahwa pembatasan ini merupakan upaya pemerintah mengendalikan serta memfilter proyek-proyek yang dianggap kurang menguntungkan, termasuk penambangan kripto.
Norwegia menjadi pelopor di Eropa dalam menerapkan regulasi komprehensif untuk pusat data, khususnya yang terkait penggunaan energi dalam skala besar seperti penambangan kripto. Regulasi ini mengharuskan operator penambangan kripto mendaftarkan diri ke otoritas lokal dan melaporkan jenis layanan yang dijalankan.
Menurut Karianne Tung, pemberlakuan kewajiban registrasi ini diperlukan agar pemerintah dapat menutup proyek yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan sosial dan lingkungan. Sementara itu, Terje Aasland menekankan pentingnya mendorong pusat data yang memberikan manfaat sosial.
Penambangan kripto dinilai bertentangan dengan target lingkungan Norwegia, terutama karena kontribusinya terhadap emisi gas rumah kaca. Pemerintah juga mempertimbangkan untuk memberlakukan larangan sementara pembangunan pusat data penambangan kripto pada musim gugur 2025.
“Pemerintah dari Partai Buruh punya niat jelas untuk membatasi penambangan kripto di Norwegia semaksimal mungkin. Penambangan kripto sangat boros energi dan minim kontribusi terhadap lapangan kerja serta pendapatan lokal,” ujar Karianne Tung.
Pada Oktober 2022, pemerintah Norwegia juga telah mengusulkan penghapusan tarif listrik khusus bagi pusat data, sehingga penambang kripto harus membayar listrik dengan harga normal. Menteri Keuangan Trygve Slagsvold Vedum menegaskan pentingnya mendahulukan kebutuhan listrik masyarakat di tengah maraknya aktivitas penambangan kripto. Ia memperkirakan perubahan ini akan menambah pemasukan negara sebesar 150 juta NOK (sekitar 13,61 juta dolar AS), dengan 110 juta NOK di antaranya bakal direalisasikan pada 2023.
Berdasarkan data Bitcoin Mining Map dari Cambridge University CCAF per Januari 2022, penambang Bitcoin asal Norwegia menyumbang sekitar 0,74% dari total hash rate global. Norwegia sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan produksi listrik per kapita tertinggi di dunia, berkat dominasi pembangkit listrik tenaga air yang menyumbang 92% pasokan listrik nasional pada 2021, serta tambahan 7% dari tenaga angin.
Larangan penambangan kripto ternyata berdampak pada lonjakan tarif listrik di beberapa daerah. Pada Oktober tahun lalu, warga Hasdek menghadapi kenaikan tagihan listrik usai penutupan tambang Bitcoin setempat, yang sebelumnya menyumbang sekitar 20% pendapatan penyedia listrik lokal, Noranett. Robin Jakobsen, manajer jaringan Noranett, memperkirakan rata-rata rumah tangga di Hasdek akan mengalami kenaikan biaya tahunan sebesar 2.500-3.000 krone Norwegia (sekitar 235-280 dolar AS) akibat hilangnya pemasukan tersebut.
Daniel Batten, seorang investor di bidang teknologi iklim, menyoroti bahwa aktivitas penambangan Bitcoin justru membantu menekan harga listrik bagi masyarakat umum. Pusat data yang ditutup itu sebelumnya mengonsumsi sekitar 80 gigawatt-jam listrik per tahun, setara dengan kebutuhan 3.200 rumah tangga. Walikota Hasdek, Kjell-Borge Freiberg, menyatakan pihaknya akan mencari proyek baru untuk menutupi penurunan konsumsi listrik usai penutupan tambang kripto.
Kasus serupa juga terjadi di Sortland pada September 2022, ketika warga mengeluhkan kebisingan aktivitas penambangan Bitcoin di daerah mereka. CEO KryptoVault, Kjetil Hove Pettersen, menilai keluhan tersebut kemungkinan dipicu oleh pemberitaan media yang kurang seimbang terhadap industri kripto.
Selalu update dunia Cryptocurrency dan Blockchain bersama Kriptopedia – ikuti kami di Google News sekarang!
