Harga

9 Periode Bitcoin Crash Terburuk Sepanjang Sejarah

Sejarah Bitcoin crash dan pasar crypto dari tahun ke tahun. Pelajari penyebab utama kejatuhan harga, dampaknya bagi investor, dan pelajaran penting dari setiap krisis.

— Bitcoin selalu menjadi topik yang kontroversial, terutama di dunia keuangan. Whitepaper Bitcoin menjanjikan revolusi dalam sistem keuangan tradisional melalui desentralisasi, transaksi peer-to-peer, dan perlindungan terhadap inflasi. Namun, perjalanan mata uang crypto ini tidak selalu mulus. Sejumlah lonjakan harga spektakuler diikuti oleh kejatuhan besar pernah mengguncang pasar.

Berikut adalah sembilan crash terbesar Bitcoin yang pernah terjadi dalam sejarah, beserta peristiwa yang melatarbelakanginya.

Juni 2011: Bitcoin Anjlok 99%

Dua tahun setelah kemunculannya, Bitcoin mencapai harga tertinggi lebih dari $32. Namun, pada Juni 2011, pasar crypto dikejutkan oleh peretasan Mt. Gox, bursa Bitcoin terbesar saat itu. Para peretas mencuri jutaan dolar dalam bentuk BTC, menghancurkan kepercayaan investor, dan memicu aksi jual besar-besaran. Akibatnya, nilai Bitcoin anjlok hingga hanya satu sen dalam satu hari.

Agustus 2012: Skandal Ponzi, Bitcoin Turun 56%

Pada Agustus 2012, skema ponzi yang melibatkan Bitcoin terungkap. Trendon T. Shavers, pendiri “Bitcoin Savings and Trust,” berhasil mengumpulkan 700.000 BTC dengan janji imbal hasil 7% per minggu. Setelah skema ini terbongkar, Bitcoin mengalami kejatuhan harga sebesar 56% akibat hilangnya kepercayaan investor.

April 2013: Mt. Gox Kembali Diretas, Bitcoin Turun 83%

Bitcoin mencapai $260 pada April 2013, namun lonjakan minat investor justru menyebabkan bursa Mt. Gox kewalahan. Serangan peretas yang menargetkan bursa ini kembali terjadi, mengakibatkan pencurian 850.000 BTC. Harga Bitcoin anjlok dari $260 menjadi $50—kehilangan 83% nilainya dalam waktu singkat.

Desember 2013: Larangan Bitcoin di Tiongkok Menyebabkan Penurunan 40%

Pada 5 Desember 2013, pemerintah Tiongkok melarang lembaga keuangan negara tersebut menangani transaksi Bitcoin. Keputusan ini menciptakan ketidakpastian pasar dan mendorong harga Bitcoin turun dari $1.150 menjadi $694 dalam dua minggu—penurunan sekitar 40%.

Sepanjang Tahun 2018: Crypto Winter, Bitcoin Rontok 80%

Bitcoin mencetak rekor baru di $20.000 pada Desember 2017, dipicu oleh euforia Initial Coin Offering (ICO). Namun, pada akhir 2018, harga merosot hingga $3.200, menandai awal dari “crypto winter.”

Penyebab utama crash ini dikarenakan banyak proyek ICO yang gagal atau terbukti sebagai penipuan membuat investor kehilangan miliaran dolar. Di sisi lain, peningkatan regulasi dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan China, turut memperketat industri crypto. Selain itu, likuidasi besar-besaran akibat penggunaan leverage tinggi mempercepat kejatuhan harga di pasar.

Maret 2020: Pandemi COVID-19, Bitcoin Turun 50%

Pasca crash 2018, Bitcoin secara perlahan bangkit dan berhasil menyentuh harga $13.800 pada Juni 2019.

Pandemi COVID-19 mengguncang pasar keuangan global, termasuk Bitcoin. Pada Maret 2020, nilai Bitcoin turun drastis menjadi $3.800 hanya dalam beberapa minggu. Meski demikian, Bitcoin berhasil pulih dan naik ke hampir $64.000 pada April 2021.

Mei 2021: Tesla dan Isu Lingkungan Picu Kejatuhan 44%

Bitcoin mencapai puncaknya di $64.000 pada April 2021, tetapi kebijakan Elon Musk yang membatalkan pembayaran Bitcoin untuk Tesla, serta tindakan keras pemerintah Tiongkok terhadap penambangan crypto, membuat Bitcoin turun 44% hanya dalam sebulan.

Namun, hanya dalam hitungan bulan, Bitcoin berhasil bangkit dan mencetak ATH baru di $69.800 pada November 2021.

Sepanjang Tahun 2022 – Kejatuhan Terra (LUNA) dan FTX

Crypto mengalami salah satu krisis terburuk dalam sejarahnya pada 2022. Dari rekor $69.800 pada November 2021, Bitcoin turun hingga $15.500 dalam setahun.

Jatuhnya ekosistem Terra (LUNA) dan stablecoin UST yang menghapus lebih dari $60 miliar dari pasar, diikuti oleh kebangkrutan Three Arrows Capital (3AC), Celsius, dan Voyager yang semakin memperburuk kepercayaan terhadap industri crypto. Puncaknya adalah skandal FTX dan Sam Bankman-Fried yang menyebabkan kepanikan massal.

September 2024: Bitcoin Turun 20% Karena Ketidakpastian Ekonomi dan Aksi Penjualan Grayscale

Bitcoin mengalami beberapa kejatuhan sekitar 20% sepanjang 2024. Salah satu yang terbesar terjadi pada September, dipicu oleh aksi jual besar-besaran Grayscale ETF dan ketidakpastian ekonomi global. BTC turun dari $64.000 pada akhir Agustus ke $53.000 pada awal September.

Februari 2025: Tarif Perdagangan Memicu Gejolak

Pada 1 Februari 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif perdagangan baru untuk Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Langkah ini memicu ketidakpastian ekonomi, membuat investor menghindari aset berisiko seperti crypto. Bitcoin turun lebih dari 5% dalam beberapa hari, sementara Ethereum dan aset digital lainnya mengalami penurunan dua digit.

Penurunan ini secara persentase tampak lebih kecil dibandingkan crash yang terjadi sebelumnya. Namun, hanya dalam 24 jam, likuidasi posisi long di leverage market mencapai 2,2 miliar dolar, mengakibatkan lebih dari 700 ribu trader mengalami kerugian.

Disclaimer: Semua informasi yang disediakan di Kriptopedia ini tidak dimaksudkan sebagai saran atau rekomendasi investasi. Kriptopedia tidak bertanggung jawab atas kerugian atau dampak finansial yang mungkin timbul akibat keputusan investasi yang Anda ambil. Pastikan untuk selalu melakukan riset mendalam sebelum membuat keputusan investasi.