Meski harga Bitcoin bertahan di atas $100.000, laporan terbaru mengungkapkan bahwa aktivitas di jaringan Bitcoin justru menunjukkan tren penurunan. Data dari Glassnode mengungkap, jumlah transaksi harian Bitcoin kini berada di titik terendah sejak Oktober 2023, terutama akibat menurunnya aktivitas non-monetary yang sempat mendongkrak volume tahun lalu.

Selama 2023 hingga awal 2024, jumlah transaksi Bitcoin merangkak naik hingga mencapai puncak 734.000 transaksi per hari. Namun, memasuki 2025, angka ini turun drastis dan kini berada di kisaran 320.000 hingga 500.000 transaksi harian, jauh dari rekor sebelumnya.
Menariknya, penurunan jumlah transaksi ini diiringi dengan lonjakan nilai rata-rata setiap transaksi. Hal ini menandakan para pelaku besar—seperti institusi, investor besar, dan “whale”—makin mendominasi jaringan Bitcoin dengan transfer bernilai tinggi.
Saat ini, rata-rata nilai transaksi di blockchain Bitcoin mencapai $36.200, dan sekitar 89% dari total volume berasal dari transaksi di atas $100.000. Sebagai perbandingan, pada akhir 2022, transaksi jumbo ini hanya menyumbang 66% dari volume. Sementara itu, porsi transaksi kecil (di bawah $100.000) turun dari 34% menjadi hanya 11%.

Tekanan biaya transaksi, yang sering digunakan sebagai indikator permintaan jaringan, juga terpantau menurun. Pendapatan para penambang dari biaya transaksi kini hanya sekitar $500.000 per hari, dengan rata-rata biaya transaksi tercatat di level terendah selama 18 bulan terakhir. Fenomena ini sangat berbeda dibandingkan bull market sebelumnya, di mana lonjakan harga biasanya dibarengi kemacetan dan biaya transaksi melonjak tinggi.
Aksi Off-Chain Meningkat Tajam
Di sisi lain, aktivitas off-chain seperti di bursa terpusat—khususnya pasar futures—mengalami pertumbuhan luar biasa. Menurut Glassnode, volume perdagangan futures Bitcoin rata-rata mencapai $57 miliar per hari setahun terakhir, dan sempat mencatat puncak di $122 miliar. Untuk spot trading, volumenya jauh lebih kecil, hanya sekitar $10 miliar per hari dengan rekor tertinggi $23 miliar. Secara total, aktivitas off-chain dari spot, futures, dan opsi kini 7 hingga 16 kali lebih besar dibandingkan volume on-chain.

Peluncuran ETF spot Bitcoin di AS pada Januari 2024 juga mempercepat pergeseran ini, menandai transisi menuju struktur pasar yang lebih didominasi derivatif.

Di saat yang sama, penggunaan leverage di pasar derivatif melonjak tajam. Open interest gabungan dari futures dan opsi kini mencapai $96 miliar—naik pesat dari sekitar $11 miliar pada 2020. Setelah runtuhnya FTX, trader semakin memilih stablecoin sebagai jaminan ketimbang aset kripto lain, mengindikasikan pasar derivatif Bitcoin kian matang dengan manajemen risiko yang lebih stabil.
“Peralihan ini mengubah cara kita membaca data jaringan, karena indikator lama mungkin tak lagi mencerminkan keseluruhan aktivitas pasar,” ujar analis Glassnode. Namun, mereka menegaskan, pasar on-chain tetap menjadi fondasi utama ekosistem Bitcoin yang menopang aktivitas di seluruh jaringan.