Para investor kripto tengah menyoroti peluang besar di pasar altcoin memasuki Juli 2025. Setelah periode koreksi di bulan Juni, sejumlah altcoin kini berada di level harga yang menarik untuk dikoleksi.

Tren ini tak lepas dari analisa para pakar yang menyebutkan bahwa harga altcoin kerap menemukan titik terendahnya di bulan Juni, sebelum akhirnya mengalami lonjakan di bulan selanjutnya.

Juni, Momen Diskon Altcoin Menjelang Potensi Reli

Menurut analis kripto Deezy dari kanal YouTube Discover Crypto, pola historis selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa pasar altcoin cenderung mencapai dasar harga di bulan Juni. Setelah itu, momentum penguatan mulai terbentuk pada Juli, membuka peluang besar bagi investor yang masuk di waktu yang tepat.

Deezy menyoroti grafik kapitalisasi pasar kripto non-Bitcoin dan Ethereum (TOTAL3) sebagai indikator utama. “Setiap tahun, Juni menjadi titik balik yang sering diikuti reli altcoin,” jelasnya dalam video terbaru.

Data Historis dan Indikator On-Chain Mendukung

Sejarah mencatat, pada periode Juni 2020 hingga 2024, altcoin umumnya mengalami fase konsolidasi harga sebelum melejit pada kuartal berikutnya. Fenomena ini berkaitan dengan kebiasaan pelaku pasar yang melepas sebagian aset sebelum libur musim panas, guna meminimalkan risiko volatilitas.

Dari sisi teknikal, metrik MVRV Z-Score menjadi penanda penting. Skor ini membandingkan nilai pasar kripto dengan nilai realisasinya. Selama skor berada jauh di bawah zona merah (angka 7-9), pasar dinilai belum memasuki fase euforia—sebuah sinyal bahwa masih banyak ruang pertumbuhan.

“Saat ini, mayoritas investor justru berada dalam posisi rugi. Kondisi seperti ini kerap menjadi peluang emas bagi pemain besar untuk mulai menambah portofolio,” ungkap Deezy.

Rekomendasi Altcoin: LINK, ONDO, dan AAVE

Dalam analisa terbarunya, Deezy mengungkap tiga altcoin yang tengah dibidik: Chainlink (LINK), Ondo Finance (ONDO), dan Aave (AAVE). Ketiganya bergerak di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan memiliki eksposur menarik ke lingkaran politik Amerika Serikat.

Iklan

  • Chainlink (LINK): Salah satu pendirinya, Sergey Nazarov, pernah hadir di konferensi kripto yang diinisiasi Donald Trump. Kini, LINK diperdagangkan di kisaran US$13—turun lebih dari 75% dari harga puncak di atas US$50.
  • Ondo Finance (ONDO): ONDO pernah menjadi donatur acara pelantikan Trump. Bahkan, World Liberty Financial (WLFI)—perusahaan milik putra Trump—memiliki ONDO senilai US$4 juta. ONDO kini di kisaran US$0,76, turun sekitar 60% dari puncak Desember 2024.
  • Aave (AAVE): AAVE menjadi bagian penting infrastruktur WLFI. Token ini kini dihargai sekitar US$250, setelah sebelumnya sempat menyentuh lebih dari US$600.

Faktor Politik dan Sentimen Positif

Selain faktor teknikal, sentimen politik juga turut mendorong optimisme di pasar. Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan kebijakan baru untuk menghapus diskriminasi perbankan terhadap perusahaan kripto. Jika terealisasi, kebijakan ini bisa membuka peluang lebih luas bagi proyek DeFi dan altcoin di Amerika Serikat.

“Langkah ini dapat memperkuat posisi altcoin, khususnya yang punya keterkaitan dengan ekosistem keuangan digital dan lingkaran politik AS,” tambah Deezy.

Pasar Masih Tenang, Saatnya Akumulasi?

Walau sudah banyak sinyal positif, pasar altcoin saat ini masih relatif adem. Deezy menilai, fase tenang seperti sekarang seringkali menjadi ajang akumulasi bagi investor institusional, sebelum tren naik benar-benar dimulai.

“Zona ketakutan justru kerap menjadi area terbaik untuk masuk, terutama jika didukung data teknikal dan momentum kebijakan,” tegasnya. Deezy meyakini, potensi reli altcoin masih terbuka lebar, dengan Juli 2025 berpeluang menjadi titik balik utama.

Meski demikian, investor tetap disarankan untuk bijak dalam mengelola risiko dan tidak hanya mengandalkan pola historis. Kombinasi antara analisa data dan perkembangan sentimen menjadi kunci sukses meraih peluang di pasar altcoin tahun ini.